Sumber gambar: www.acon.org.au |
Salah satu diskusi yang cukup hangat di milis AIDS Ina adalah
tentang SUFA. Kepanjangannya menurut salah satu anggota milis adalah Strategic
Use of ARV. Intinya, SUFA adalah pemakaian ARV secara langsung begitu diketahui
status HIV+ tanpa memandang nilai berapa CD4. Perlu diketahui, bahwa sejak dulu
ada salah satu syarat untuk memulai terapi ARV yaitu jumlah CD4. Karena hitung
CD4 ini sangat sulit diterapkan di berbagai daerah yang tidak memiliki alatnya,
maka gejala klinis penyerta dan penentuan stadium menjadi tolok ukur dimulai
atau tidaknya terapi ARV.
Nah, ada program baru yang saat ini memasuki implementasi
pilot project di beberapa kabupaten/ kota di Indonesia yang disebut dengan
SUFA. Untuk itu penting juga diketahui oleh pembaca blog Apa Itu HIV dan AIDS
agar tetap update dengan informasi terkini.
Karena langsung mendapatkan ARV begitu diketahui positif
maka SUFA sering juga disebut Test and Treat. Karena tujuannya juga untuk
mencegah penularan (dengan menurunkan viral load) maka sering pula disebut
Treatment as Prevention (TasP). SUFA diperkuat dengan surat edaran dari Menkes
tertanggal 13 Maret 2013. Dengan adanya kebijakan baru ini maka Kemenkes wajib
menyediakan fixed dose (FDC) 1 pil (Tenofovir, Lamivudine, Efavirenz) yang akan
dikonsumsi sekali sehari.
Untuk lebih lengkapnya saya sertakan link untuk mengunggah informasi
tentang kebijakan SUFA tersebut di sini. File tersebut sepertinya dibuat oleh
teman-teman di IAC (Indonesia AIDS Coalition). Terimakasih sebesar-besarnya atau usaha mereka.
Semoga berguna!
Sumber: Milis AIDS Ina
1 comment:
Menarik... ditunggu update baru tentang SUFA ini ke depan...
Post a Comment