Tuesday, March 17, 2015

Mengenal Konseling Untuk HIV dan AIDS



Apakah konseling itu?

Konseling adalah proses membantu seseorang untuk belajar mencari solusi bagi masalah emosi, interpersonal dan pengambilan keputusan, membantu klien menolong diri sendiri. Konseling dilakukan baik untuk individu, pasangan atau keluarga, membantu individu bertanggung jawab atas hidupnya dengan mengembangkan kemampuan pengambilan keputusan yang bijak dan realistis, menimbang setiap konsekuensi dari perilaku, memberikan informasi yang berfokus pada klien dan secara spesifik tertuju pada kebutuhan, isu dan seputar klien sebagai individu, melalui proses internal, kolaboratif, bertanggung jawab menuju pada suatu tujuan. 

Dalam hal tersebut, termasuk juga mengembangkan otonomi dan tanggung jawab diri pribadi klien dengan mempertimbangkan situasi interpersonal, sosial/ budaya, kesiapan untuk berubah, mengajukan pertanyaan, menyediakan informasi, mengulas opsi dan mengembangkan rencana tindakan.

Melakukan konseling tidak mudah namun juga tidak sulit karena itu seorang yang melakukan kegiatan konseling seharusnya mengerti rambu-rambu pelaksanaan konseling agar tidak terjebak pada kegiatan yang bukan konseling yakni bersikap mengarahkan, menyarankan, menasehati, ngobrol, menginterogasi, membuat pengakuan, mendoakan, memberi harapan, dan lain-lain.
Konseling. Sumber: theseedofhope.org

Apakah Konseling HIV dan AIDS itu?

Konseling HIV dan AIDS bersifat komunikasi rahasia antara klien dan petugas kesehatan, bertujuan memungkinkan klien menghadapi stres dan menentukan pilihan pribadi berkaitan dengan HIV dan AIDS. Proses konseling termasuk melakukan evaluasi risiko penularan HIV pribadi, memberikan fasilitasi perubahan perilaku, dan melakukan evaluasi mekanisme coping ketika klien dihadapkan pada hasil tes positif (+).

Konseling pencegahan dan perubahan perilaku guna mencegah penularan. Diagnosis HIV mempunyai banyak dampak, ada dampak psikologik, sosial, fisik dan spiritual. HIV merupakan penyakit yang mengancam kehidupan.

Adapun proses konseling adalah sebagai berikut:

Tahap pertama: Dimulai dari membina hubungan baik dan membina kepercayaan, dengan menjaga rahasia dan mendiskusikan keterbatasan rahasia, melakukan ventilasi permasalahan, mendorong ekspresi perasaan, diutamakan dapat menggali masalah, terus mendorong klien menceritakannya.
Upayakan dapat memperjelas harapan klien dengan mendeskripsikan apa yang konselor dapat lakukan dan cara kerja mereka serta memberi pernyataan jelas bahwasanya komitmen konselor akan bekerja bersama dengan klien.

Tahap kedua: Mendefinisikan dan pengertian peran, memberikan batasan dan kebutuhan untuk mengungkapkan peran dan batasan hubungan konseling, mulai dengan memaparkan dan memperjelas tujuan dan kebutuhan klien, menyusun prioritas tujuan dan kebutuhan klien, mengambil riwayat rinci  dengan menceritakan hal yang spesifik, menggali keyakinan, pengetahuan dan keprihatinan klien.

Tahap ketiga: Proses dukungan konseling lanjutan yakni dengan meneruskan ekspresi perasaan/ pikiran, mengidentifikasi opsi, mengidentifikasi ketrampilan, penyesuaian diri yang telah ada, mengembangkan keterampilan penyesuaian diri lebih lanjut, mengevaluasi opsi dan implikasinya, memungkinkan perubahan perilaku, mendukung dan menjaga kerjasama dalam masalah klien, monitoring perbaikan tujuan yang terindentifikasi, memberikan rujukan yang sesuai.

Tahap empat: Untuk menutup atau mengakhiri hubungan konseling. Disarankan kepada klien dapat bertindak sesuai rencana klien menata dan menyesuaiakan diri dengan fungsi sehari-hari, bangun eksistensi sistem dukungan dan dukungan yang diakses, lalu mengidentifikasi strategi untuk memelihara hal yang sudah beruhah baik.

Untuk pengungkapan diri harus didiskusikan dan direncanakan, alur interval parjanjian diperpanjang, disertai pengenalan dan pengaksesan sumber daya dan rujukan yang tersedia, lalu pastikan bahwa ketika ia membutuhkan para konselor senantiasa bersedia membantu.

Menutup atau mengakhiri konseling dengan mengatur penutupan dengan diskusi dan rencana selanjutnya, bisa saja dengan membuat perjanjian pertemuan yang makin lama makin panjang intervalnya. Senantiasa menyediakan sumber dan rujukan yang telah dikenali dan dapat diakses sambil memastikan klien dapat mengakses konselor jika ia memilih untuk kembali ketika membutuhkan.

Tujuan Konseling HIV dan AIDS

Konseling HIV dan AIDS merupakan proses dengan 3 (tiga) tujuan umum: 
  1. Dukungan psikologik misalnya dukungan emosi, psikologi sosial, spiritual sehingga rasa sejahtera terbangun pada odha dan yang terinfeksi virus lainnya.
  2. Pencegahan penularan HIV dan AIDS melalui informasi tentang perilaku berisiko (seperti seks tak aman atau penggunaan alat suntik bersama ) dan membantu orang untuk membangun ketrampilan pribadi yang penting untuk perubahan perilaku dan negosiasi praktek aman.
  3. Memastikan terapi efektif dengan penyelesaian masalah dan isu kepatuhan

Cara untuk mencapai tujuan:
Mengajak klien mengenali perasaannya dan mengungkapkannya , menggali opsi dan membantu klien membangun rencana tindak lanjut yang berkaitan dengan isu yang dihadapi, mendorong perubahan perilaku, memberikan informasi pencegahan, terapi dan perawatan HIV dan AIDS terkini, memberikan informasi tentang institusi (pemerintah dan non pemerintah) yang dapat membantu dibidang sosial, ekonomi dan budaya, membantu orang untuk kontak dengan institusi diatas.

Membantu klien mendapatkan dukungan dari sistem jejaring sosial, kawan dan keluarga membantu klien melakukan penyesuaian dengan rasa duka dan kehilangan, melakukan peran advokasi, misalnya membantu melawan diskriminasi, membantu individu mewaspadai hak hukumnya, membantu klien memelihara diri sepanjang hidupnya, dan membantu klien menentukan arti hidupnya. 

Selain isu yang berkaitan langsung dengan HIV dan AIDS, klien dapat menyajikan serangkaian isu tentang keadaan tidak langsung berkaitan dengan HIV terkait kebutuhan terapi spesifik misalnya: disfungsi seksual, serangan panik dari isu terdahulu yang belum terselesaikan (misalnya: isu seksual, ketergantungan napza), dan masalah keluarga.

Bagaimana para pembaca? Tentu informasi di atas masih banyak kekurangannya, yuk kita diskusikan lebih lanjut di laman Facebook Apa Itu HIV dan AIDS. Atau tweet di @ApaItuHIV_AIDS

Disarikan dari berbagai sumber termasuk Pokdisus.