Seri Kenali IMS kali ini akan
membahas tentang Penyakit Kutu Kelamin. Kenapa penyakit ini juga bisa
dimasukkan dalam kategori IMS? Tentu saja jawabannya jelas, karena penyakit ini
bisa ditularkan melalui hubungan seksual. Nah, mari kita pelajari bersama!
Kiri: kutu kepala, Kanan: Kutu Pubis (Sumber: www.aafp.org) |
Penyakit Kutu Kelamin disebabkan
oleh sejenis kutu yang mirip wujudnya dengan kutu yang biasa menyerang rambut
di kepala. Kutu tersebut dikenal dengan nama Phthirus Pubis. Kutu ini adalah spesies kutu yang lebih
memilih hidup di antara rambut manusia kasar, seperti rambut kemaluan. Untuk selanjutnya
kita sebut saja dengan Kutu Kemaluan.
Kutu kemaluan berwarna abu-abu,
oval, merupakan Arthropoda berkaki enam. Ukurannya 1 sampai 2 mm, membuat kutu
kemaluan kecil dari kutu kepala, yang merupakan spesies yang berbeda. Kutu
kemaluan bertelur (disebut nits) pada
rambut-rambut tubuh kasar yaitu, kemaluan, rambut perianal, rambut paha, rambut
perut, rambut ketiak, jenggot, dan bulu mata. Kutu kemaluan dewasa hidup dengan
menghisap darah dan tidak bergerak jauh dari telur mereka (Frenkl & Potts,
2007; Leone, 2007; Link, 2007).
Penyakit Kutu Kelamin pada Laki-Laki (Sumber: www.forlag.fadl.dk) |
Angka prevalensi dan kejadian Penyakit
Kutu Kelamin sebagian besar masih berupa perkiraan. Satu studi rinci (Simms et
al., 2006) menemukan kejadian sekitar 33 kasus Penyakit Kutu Kelamin setiap tahun
per 100.000 orang, dengan prevalensi pada laki-laki dua kali lebih besar dari
perempuan. Sama seperti PMS lain, penyakit kutu kelamin paling sering terjadi
pada dewasa muda. Di Inggris, insiden tahunan adalah 74 kasus per 100.000 orang
dalam kelompok usia 15-24 tahun (Simms et al, 2006).
Kutu kelamin dapat
mempengaruhi semua orang, namun tingkat tertinggi ditemukan pada remaja,
biasanya pada remaja yang sudah aktif secara seksual, baik laki-laki maupun
perempuan. Hal ini mungkin terjadi karena remaja kadang kurang peduli dengan
kebersihan kelamin.
Diagnosis Infestasi Crabs
Penyakit Kutu Kelamin dapat
diperoleh melalui kontak fisik dekat dengan orang yang memiliki kutu atau oleh
kontak dengan handuk baru kutu-penuh atau tempat tidur. Kutu yang tidak
bersentuhan dengan orang biasanya akan mati dalam waktu kurang dari dua puluh
empat jam. Penyakit ini cukup menular, dan orang yang berhubungan seks dengan
pasangan yang terinfeksi akan memperoleh resiko penularan kutu kemaluan lebih
besar dari 90%. Kondom tidak akan mencegah penularan kutu kemaluan (Eckert
& Lentz, 2007a; Frenkl & Potts, 2007; Leone, 2007; Shoemaker et al,
2007.). Diagnosis ditegakkan dengan menemukan specimen kutu atau telur kutu
pada penampakan mikroskopis. Diagnosis juga ditegakkan dengan melihat
gejala-gejala klinis yang timbul.
Gejala Klinis
Telur kutu (nits) yang mengkilat
dan tembus pandang disekresikan oleh kutu ke poros rambut manusia. Kutu dewasa
hidup dan mencari makan di dasar rambut. Ketika kutu mengisap darah mereka
menyuntikkan air liur, dan air liur yang terus menerus keluar inilah yang menyebabkan
gatal yang sangat merepotkan terutama pada malam hari. Pasien mulai menggaruk hingga
daerah garukan tampak seperti terbakar.
Rasa gatal dari Penyakit Kutu Kelamin
dihasilkan oleh sensitisasi alergi terhadap antigen kutu, dan reaksi alergi ini
membutuhkan waktu untuk berkembang. Dari pertama kali seseorang terinfeksi
dengan kutu kemaluan hingga gatal parah mungkin memerlukan lima sampai lima
belas hari, tetapi reinfestasi akan memulai rasa gatal dalam waktu dua puluh
empat jam.
Berikut ini ringkasan gejala
klinisnya:
- Gatal dan terbakar di daerah kemaluan
- Gatal dapat menyebar karena kutu kelamin bergerak ke daerah basah lain dari tubuh seperti ketiak
- Gatal akan memburuk pada malam hari
- Menggaruk intens dan lama dapat mengakibatkan kulit terluka dan akhirnya terinfeksi oleh bakteri
- Demam, terbakar ketika buang air kecil atau keluarnya cairan kelamin.
Phtyrus Pubis pada Laki-laki (Sumber: www.hkma.org) |
Penularan biasanya terjadi selama
aktivitas seksual. Namun, hal itu juga dapat terjadi melalui kontak fisik
dengan objek yang terkontaminasi seperti dudukan toilet, seprai dan selimut. Bahkan,
beberapa perempuan mendapatkan kutu kelamin ketika menggunakan pakaian renang
yang disewakan.
Bagaimana perawatannya?
Tindakan perawatan yang dapat
dilakukan untuk mengatasi infeksi kutu kelamin adalah:
- Mengeramasi rambut kemaluan dan wilayah sekitarnya sedikitnya selama 5 menit
- Bilas dengan baik
- Menyisir rambut kemaluan dengan sisir bergigi halus untuk menghilangkan telur
- Beberapa dokter menyarankan menggunting rambut kemaluan dengan pisau cukur listrik nonsharp untuk mengurangi jumlah kutu dan telur. Namun ada juga yang tidak menyarankan untuk mencukur habis bulu pubis. Cukup dengan menggunakan 0.5% Malathion salap dioleskan pada kulit terinfeksi yang sudah dikeringkan. Bisa dioleskan dari pusat kearah perineum, perianal, hingga ke pangkal paha. Setelah itu dibilas setelah 12 jam. Penggunaan Gamma benzene hexachloride dan permethrin juga efektif.
- Semua pakaian dalam, handuk, sprei, dan lain-lain harus dicuci dan disetrika.
Partner berhubungan seksual juga
harus diperiksa. Orang yang terinfeksi Penyakit Kutu Kelamin sebaiknya juga
diperiksa serologi untuk Sifilis dan diperiksa juga untuk HIV.
Demikian pembaca setia blog Apa Itu HIV danAIDS. Ada pertanyaan? Silahkan langsung japri di: apaituhivdanaids@gmail.com atau
message di fan page Apa Itu HIV dan AIDS. Juga bisa twit di @apaituhiv_aids.
No comments:
Post a Comment