Thursday, August 1, 2013

Kenali IMS: Penyakit Kutu Kelamin



Seri Kenali IMS kali ini akan membahas tentang Penyakit Kutu Kelamin. Kenapa penyakit ini juga bisa dimasukkan dalam kategori IMS? Tentu saja jawabannya jelas, karena penyakit ini bisa ditularkan melalui hubungan seksual. Nah, mari kita pelajari bersama!


Kiri: kutu kepala, Kanan: Kutu Pubis (Sumber: www.aafp.org)
Penyakit Kutu Kelamin disebabkan oleh sejenis kutu yang mirip wujudnya dengan kutu yang biasa menyerang rambut di kepala. Kutu tersebut dikenal dengan nama Phthirus Pubis. Kutu ini adalah spesies kutu yang lebih memilih hidup di antara rambut manusia kasar, seperti rambut kemaluan. Untuk selanjutnya kita sebut saja dengan Kutu Kemaluan. 


Kutu kemaluan berwarna abu-abu, oval, merupakan Arthropoda berkaki enam. Ukurannya 1 sampai 2 mm, membuat kutu kemaluan kecil dari kutu kepala, yang merupakan spesies yang berbeda. Kutu kemaluan bertelur (disebut nits) pada rambut-rambut tubuh kasar yaitu, kemaluan, rambut perianal, rambut paha, rambut perut, rambut ketiak, jenggot, dan bulu mata. Kutu kemaluan dewasa hidup dengan menghisap darah dan tidak bergerak jauh dari telur mereka (Frenkl & Potts, 2007; Leone, 2007; Link, 2007).


Penyakit Kutu Kelamin pada Laki-Laki (Sumber: www.forlag.fadl.dk)
Angka prevalensi dan kejadian Penyakit Kutu Kelamin sebagian besar masih berupa perkiraan. Satu studi rinci (Simms et al., 2006) menemukan kejadian sekitar 33 kasus Penyakit Kutu Kelamin setiap tahun per 100.000 orang, dengan prevalensi pada laki-laki dua kali lebih besar dari perempuan. Sama seperti PMS lain, penyakit kutu kelamin paling sering terjadi pada dewasa muda. Di Inggris, insiden tahunan adalah 74 kasus per 100.000 orang dalam kelompok usia 15-24 tahun (Simms et al, 2006). 

Kutu kelamin dapat mempengaruhi semua orang, namun tingkat tertinggi ditemukan pada remaja, biasanya pada remaja yang sudah aktif secara seksual, baik laki-laki maupun perempuan. Hal ini mungkin terjadi karena remaja kadang kurang peduli dengan kebersihan kelamin.


Diagnosis Infestasi Crabs


Penyakit Kutu Kelamin dapat diperoleh melalui kontak fisik dekat dengan orang yang memiliki kutu atau oleh kontak dengan handuk baru kutu-penuh atau tempat tidur. Kutu yang tidak bersentuhan dengan orang biasanya akan mati dalam waktu kurang dari dua puluh empat jam. Penyakit ini cukup menular, dan orang yang berhubungan seks dengan pasangan yang terinfeksi akan memperoleh resiko penularan kutu kemaluan lebih besar dari 90%. Kondom tidak akan mencegah penularan kutu kemaluan (Eckert & Lentz, 2007a; Frenkl & Potts, 2007; Leone, 2007; Shoemaker et al, 2007.). Diagnosis ditegakkan dengan menemukan specimen kutu atau telur kutu pada penampakan mikroskopis. Diagnosis juga ditegakkan dengan melihat gejala-gejala klinis yang timbul.


Gejala Klinis


Telur kutu (nits) yang mengkilat dan tembus pandang disekresikan oleh kutu ke poros rambut manusia. Kutu dewasa hidup dan mencari makan di dasar rambut. Ketika kutu mengisap darah mereka menyuntikkan air liur, dan air liur yang terus menerus keluar inilah yang menyebabkan gatal yang sangat merepotkan terutama pada malam hari. Pasien mulai menggaruk hingga daerah garukan tampak seperti terbakar. 

Rasa gatal dari Penyakit Kutu Kelamin dihasilkan oleh sensitisasi alergi terhadap antigen kutu, dan reaksi alergi ini membutuhkan waktu untuk berkembang. Dari pertama kali seseorang terinfeksi dengan kutu kemaluan hingga gatal parah mungkin memerlukan lima sampai lima belas hari, tetapi reinfestasi akan memulai rasa gatal dalam waktu dua puluh empat jam.


Berikut ini ringkasan gejala klinisnya:

  1. Gatal dan terbakar di daerah kemaluan 
  2. Gatal dapat menyebar karena kutu kelamin bergerak ke daerah basah lain dari tubuh seperti ketiak 
  3. Gatal akan memburuk pada malam hari 
  4. Menggaruk intens dan lama dapat mengakibatkan kulit terluka dan akhirnya terinfeksi oleh bakteri 
  5. Demam, terbakar ketika buang air kecil atau keluarnya cairan kelamin.

Phtyrus Pubis pada Laki-laki (Sumber: www.hkma.org)

Penularan biasanya terjadi selama aktivitas seksual. Namun, hal itu juga dapat terjadi melalui kontak fisik dengan objek yang terkontaminasi seperti dudukan toilet, seprai dan selimut. Bahkan, beberapa perempuan mendapatkan kutu kelamin ketika menggunakan pakaian renang yang disewakan. 


Bagaimana perawatannya?

Tindakan perawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi infeksi kutu kelamin adalah:
  1. Mengeramasi rambut kemaluan dan wilayah sekitarnya sedikitnya selama 5 menit 
  2. Bilas dengan baik 
  3. Menyisir rambut kemaluan dengan sisir bergigi halus untuk menghilangkan telur 
  4. Beberapa dokter menyarankan menggunting rambut kemaluan dengan pisau cukur listrik nonsharp untuk mengurangi jumlah kutu dan telur. Namun ada juga yang tidak menyarankan untuk mencukur habis bulu pubis. Cukup dengan menggunakan 0.5% Malathion salap dioleskan pada kulit terinfeksi yang sudah dikeringkan. Bisa dioleskan dari pusat kearah perineum, perianal, hingga ke pangkal paha. Setelah itu dibilas setelah 12 jam. Penggunaan Gamma benzene hexachloride dan permethrin juga efektif. 
  5. Semua pakaian dalam, handuk, sprei, dan lain-lain harus dicuci dan disetrika.

Partner berhubungan seksual juga harus diperiksa. Orang yang terinfeksi Penyakit Kutu Kelamin sebaiknya juga diperiksa serologi untuk Sifilis dan diperiksa juga untuk HIV.

Demikian pembaca setia blog Apa Itu HIV danAIDS. Ada pertanyaan? Silahkan langsung japri di: apaituhivdanaids@gmail.com atau message di fan page Apa Itu HIV dan AIDS. Juga bisa twit di @apaituhiv_aids.

No comments: