Para praktisi medis saat ini
mempunyai senjata baru untuk melawan HIV dan AIDS dalam kotak senjata mereka
dan kali ini senjata yang cukup tangguh. Untuk pertama kalinya, Badan POM
Amerika (FDA) menyetujui terapi yang akan mencegah infeksi HIV pada orang yang
sehat (belum terinfeksi).
Obat tersebut disebut Truvada, yang
telah disetujui sebagai terapi pada orang yang terinfeksi HIV dengan cara kerja
menurunkan jumlah virus yang beredar dalam sirkulasi darah. Bukan hanya itu,
percobaan juga telah membuktikan bahwa Truvada juga dapat melindungi orang yang
tidak terinfeksi namun beresiko terinfeksi HIV jika mereka meminum Truvada
sehari sebelum terpapar dan sehari setelah terpapar. Maksudnya terpapar adalah “berhubungan
seks atau terjadi pertukaran cairan dengan orang yang sudah terinfeksi HIV”.
Sumber: www.natap.org |
Persetujuan FDA ini ternyata memicu
kontroversi. Beberapa praktisi kesehatan masyarakat berargumen bahwa obat ini
akan memicu salah paham di antara para pengguna dan membuat mereka berpikir
bahwa mereka kebal dan tidak mungkin terinfeksi dan oleh karena itu pada
akhirnya memicu tingkat penggunaan kondom yang semakin rendah. Walau demikian,
FDA tetap yakin bahwa manfaat Truvada membuat obat ini layak untuk mendapat
persetujuan peredarannya. Untuk itu marilah kita ketahui beberapa hal tentang
Truvada.
Siapa saja yang dapat mengkonsumsi
Truvada?
Obat yang diproduksi oleh Gilead Sciences Inc. ini disetujui untuk digunakan pada orang yang tidak terinfeksi yang beresiko tinggi terinfeksi HIV melalui hubungan seksual. Ini termasuk para pekerja seks komersial, orang-orang dengan partner hubungan seksual yang HIV +, serta orang-orang dengan resiko tinggi terpapar, misalnya orang yang sering menggunakan obat-obat injeksi atau IDU (Injecting Drug Users).
Seberapa efektif obat ini mencegah
terinfeksi HIV?
Pada sebuah studi, seorang gay dan biseksual yang mengkonsumsi Truvada setiap hari dan mendapat konseling tentang praktek hubungan seks yang aman ternyata mengurangi resiko mereka untuk terinfeksi sampai 42%. Di studi yang lain, yang melibatkan pasangan heteroseksual dimana salah satunya adalah HIV +, maka partner seksnya berkurang resiko terinfeksinya hingga 75% jika mereka mengkonsumsi Truvada.
Apakah Truvada menyembuhkan AIDS?
Tidak. Obat ini hanya dapat mengurangi jumlah virus dalam tubuh dan memperlambat progres menuju AIDS untuk orang yang sudah terinfeksi (HIV +). Untuk orang yang sehat, yang belum terinfeksi, obat ini dapat mengurangi kemampuan HIV untuk menguasai sel sehat dan memulai infeksi, dengan cara memblok aktifitas enzim yang diperlukan oleh virus (HIV) untuk bereplikasi (bertambah banyak).
Kenapa persetujuan FDA untuk Truvada
menjadi kontroversial?
Ada ahli yang mengatakan bahwa orang sehat yang belum terinfeksi bisa salah menggunakan obat ini – obat ini harus digunakan setiap hari agar menjadi efektif – yang dapat memicu HIV menjadi resisten (kebal) terhadap terapi yang sesungguhnya.
Sumber: www.drugs.com |
Selain itu, ahli kesehatan
masyarakat juga ada yang beranggapan bahwa penggunaan obat ini bisa menurunkan
perilaku seks aman akibat orang tersebut merasa tak akan terinfeksi selama
menggunakan Truvada. Namun, pasien yang menerima Truvada tetap diharapkan
mempraktekkan perilaku seksual yang aman, salah satunya dengan tetap
menggunakan kondom, terlibat dalam konseling, dan melakukan pemeriksaan (test)
HIV secara teratur. Percobaan yang telah dilakukan ternyata tidak membuktikan
bahwa pengguna Truvada menjadi lebih terlibat dalam hubungan seks yang
beresiko.
Para peneliti, sayangnya, tidak
dapat menjelaskan kenapa pada pekerja seks komersial yang menggunakan Truvada
ternyata tetap terinfeksi HIV. Mereka berpikir bahwa itu mungkin diakibatkan
salah dalam menakar dosis, atau mungkin saja ada hubungannya dengan lingkungan
vagina yang membuat obat menjadi kurang efektif.
Kenapa persetujuan oleh FDA ini
penting?
Persetujuan ini merupakan lompatan besar di bidang pencegahan HIV dan AIDS, tidak hanya di Amerika namun di seluruh dunia. Begitu Truvada digunakan sebagai salah satu cara mengurangi infeksi HIV maka dunia yang terus berkembang pada suatu saat bisa membuat pil-pil lain yang bisa digunakan orang yang tidak terinfeksi namun beresiko tinggi terinfeksi HIV agar tetap tidak terinfeksi. Para ahli kesehatan masyarakat juga bersemangat untuk membangun strategi pencegahan yang lebih efektif, dengan menyadari bahwa salah satu cara menghentikan epidemi ini adalah dengan mencegah terjadinya infeksi baru dan mengobati yang telah terinfeksi dengan baik.
Lalu bagaimana di Indonesia ya? Dengan
semakin banyaknya orang yang terinfeksi dan maraknya perilaku beresiko, apakah
sudah saatnya kita mulai menyediakan Truvada?
Alice Park is a writer at TIME. Find
her on Twitter at @aliceparkny.
You can also continue the discussion on TIME’s Facebook page and on Twitter at @TIME.
Diterjemahkan oleh Willy Sitompul
untuk Apa Itu HIV dan AIDS. Diskusi lebih lanjut tentang ini dapat dilakukan
lewat Twitter di @ApaItuHIV_AIDS.
No comments:
Post a Comment