Friday, November 1, 2013

Truvada: 5 Hal yang harus diketahui tentang obat pertama untuk pencegahan infeksi HIV



Para praktisi medis saat ini mempunyai senjata baru untuk melawan HIV dan AIDS dalam kotak senjata mereka dan kali ini senjata yang cukup tangguh. Untuk pertama kalinya, Badan POM Amerika (FDA) menyetujui terapi yang akan mencegah infeksi HIV pada orang yang sehat (belum terinfeksi).

Obat tersebut disebut Truvada, yang telah disetujui sebagai terapi pada orang yang terinfeksi HIV dengan cara kerja menurunkan jumlah virus yang beredar dalam sirkulasi darah. Bukan hanya itu, percobaan juga telah membuktikan bahwa Truvada juga dapat melindungi orang yang tidak terinfeksi namun beresiko terinfeksi HIV jika mereka meminum Truvada sehari sebelum terpapar dan sehari setelah terpapar. Maksudnya terpapar adalah “berhubungan seks atau terjadi pertukaran cairan dengan orang yang sudah terinfeksi HIV”.

Sumber: www.natap.org
Persetujuan FDA ini ternyata memicu kontroversi. Beberapa praktisi kesehatan masyarakat berargumen bahwa obat ini akan memicu salah paham di antara para pengguna dan membuat mereka berpikir bahwa mereka kebal dan tidak mungkin terinfeksi dan oleh karena itu pada akhirnya memicu tingkat penggunaan kondom yang semakin rendah. Walau demikian, FDA tetap yakin bahwa manfaat Truvada membuat obat ini layak untuk mendapat persetujuan peredarannya. Untuk itu marilah kita ketahui beberapa hal tentang Truvada.

Siapa saja yang dapat mengkonsumsi Truvada?

Obat yang diproduksi oleh Gilead Sciences Inc. ini disetujui untuk digunakan pada orang yang tidak terinfeksi yang beresiko tinggi terinfeksi HIV melalui hubungan seksual. Ini termasuk para pekerja seks komersial, orang-orang dengan partner hubungan seksual yang HIV +, serta orang-orang dengan resiko tinggi terpapar, misalnya orang yang sering menggunakan obat-obat injeksi atau IDU (Injecting Drug Users). 

Seberapa efektif obat ini mencegah terinfeksi HIV?

Pada sebuah studi, seorang gay dan biseksual yang mengkonsumsi Truvada setiap hari dan mendapat konseling tentang praktek hubungan seks yang aman ternyata mengurangi resiko mereka untuk terinfeksi sampai 42%. Di studi yang lain, yang melibatkan pasangan heteroseksual dimana salah satunya adalah HIV +, maka partner seksnya berkurang resiko terinfeksinya hingga 75% jika mereka mengkonsumsi Truvada.

Apakah Truvada menyembuhkan AIDS?

Tidak. Obat ini hanya dapat mengurangi jumlah virus dalam tubuh dan memperlambat progres menuju AIDS untuk orang yang sudah terinfeksi (HIV +). Untuk orang yang sehat, yang belum terinfeksi, obat ini dapat mengurangi kemampuan HIV untuk menguasai sel sehat dan memulai infeksi, dengan cara memblok aktifitas enzim yang diperlukan oleh virus (HIV) untuk bereplikasi (bertambah banyak).

Kenapa persetujuan FDA untuk Truvada menjadi kontroversial?

Ada ahli yang mengatakan bahwa orang sehat yang belum terinfeksi bisa salah menggunakan obat ini – obat ini harus digunakan setiap hari agar menjadi efektif – yang dapat memicu HIV menjadi resisten (kebal) terhadap terapi yang sesungguhnya.

Sumber: www.drugs.com
Selain itu, ahli kesehatan masyarakat juga ada yang beranggapan bahwa penggunaan obat ini bisa menurunkan perilaku seks aman akibat orang tersebut merasa tak akan terinfeksi selama menggunakan Truvada. Namun, pasien yang menerima Truvada tetap diharapkan mempraktekkan perilaku seksual yang aman, salah satunya dengan tetap menggunakan kondom, terlibat dalam konseling, dan melakukan pemeriksaan (test) HIV secara teratur. Percobaan yang telah dilakukan ternyata tidak membuktikan bahwa pengguna Truvada menjadi lebih terlibat dalam hubungan seks yang beresiko. 

Para peneliti, sayangnya, tidak dapat menjelaskan kenapa pada pekerja seks komersial yang menggunakan Truvada ternyata tetap terinfeksi HIV. Mereka berpikir bahwa itu mungkin diakibatkan salah dalam menakar dosis, atau mungkin saja ada hubungannya dengan lingkungan vagina yang membuat obat menjadi kurang efektif.

Kenapa persetujuan oleh FDA ini penting?

Persetujuan ini merupakan lompatan besar di bidang pencegahan HIV dan AIDS, tidak hanya di Amerika namun di seluruh dunia. Begitu Truvada digunakan sebagai salah satu cara mengurangi infeksi HIV maka dunia yang terus berkembang pada suatu saat bisa membuat pil-pil lain yang bisa digunakan orang yang tidak terinfeksi namun beresiko tinggi terinfeksi HIV agar tetap tidak terinfeksi. Para ahli kesehatan masyarakat juga bersemangat untuk membangun strategi pencegahan yang lebih efektif, dengan menyadari bahwa salah satu cara menghentikan epidemi ini adalah dengan mencegah terjadinya infeksi baru dan mengobati yang telah terinfeksi dengan baik.

Lalu bagaimana di Indonesia ya? Dengan semakin banyaknya orang yang terinfeksi dan maraknya perilaku beresiko, apakah sudah saatnya kita mulai menyediakan Truvada?

Alice Park is a writer at TIME. Find her on Twitter at @aliceparkny. You can also continue the discussion on TIME’s Facebook page and on Twitter at @TIME.

Diterjemahkan oleh Willy Sitompul untuk Apa Itu HIV dan AIDS. Diskusi lebih lanjut tentang ini dapat dilakukan lewat Twitter di @ApaItuHIV_AIDS.

No comments: