Kontrasepsi darurat, atau kontrasepsi
pasca-coital, mengacu pada metode
kontrasepsi yang dapat digunakan untuk mencegah kehamilan dalam beberapa hari pertama
setelah hubungan seksual. Hal ini dimaksudkan untuk penggunaan darurat setelah hubungan
seks tanpa kondom, kegagalan kontrasepsi atau penyalahgunaan (seperti lupa
minum pil atau kondom robek), pemerkosaan atau hubungan seks yang dipaksakan.
Sumber gambar: okefood.com |
Kontrasepsi darurat (sering
disingkat kondar) hanya efektif dalam beberapa hari pertama setelah hubungan
seksual sebelum sel telur dilepaskan dari ovarium dan sebelum sperma membuahi sel
telur. Pil kontrasepsi darurat tidak dapat mengganggu kehamilan mapan atau
membahayakan embrio yang sedang berkembang.
Siapa yang memerlukan kontrasepsi
darurat?
Setiap perempuan dalam usia
reproduksi bisa saja sewaktu-waktu memerlukan kontrasepsi darurat ini untuk
menghindari kehamilan.
Dalam situasi darurat apa kondar
bisa digunakan?
Kontrasepsi darurat bisa
digunakan dalam berbagai situasi hubungan seksual dimana:
- Tidak menggunakan alat kontrasepsi, contoh: perempuan yang tidak menggunakan alat KB karena suami sering bepergian dalam jangka waktu lama, lupa menggunakan alat kontrasepsi, dan lain-lain.
- Ada kegagalan penggunaan alat kontrasepsi, contoh: lupa minum pil KB lebih dari 2 hari berturut-turut, lupa atau terlambat suntik ulang lebih dari 1 minggu, kondom yang digunakan bocor atau lepas, dan lain-lain.
- Pada kasus penganiyayaan seksual pada perempuan yang tidak terlindungi oleh salah satu jenis alat kontrasepsi. Contoh: korban perkosaan.
Metode kontrasepsi darurat
Ada 2 metode yang dikenal yaitu
penggunaan ECPs (Emergency Contraception Pills) dan Copper Bearing IUDs (Intrauterine Devices). Kedua metode ini dikenal
juga dengan cara medik (pil) dan mekanik (IUD). Kita bahas dulu yang mekanik
ya?
Kondar mekanik seperti telah
disampaikan sebelumnya adalah IUD yang emngandung tembaga (misalnya: CuT 380A).
Jika dipasang (cukup 1 kali pemasangan) dalam waktu "kurang dari 7 hari" (literatur WHO
menyampaikan selambatnya 5 hari) setelah senggama, cara ini mampu
mencegah kehamilan dan selanjutnya dapat dipakai terus untuk mencegah kehamilan
hingga 10 tahun lamanya, atau sesuai waktu yang dikehendakinya. Cara kerja dari
kondar mekanik ini adalah mencegah fertilisasi (pertemuan sel sperma dan sel
telur) serta mencegah tertanamnya hasil pembuahan pada endometrium (selaput dinding
rahim).
Kondar mekanik mempunyai resiko kegagalan sebesar < 0,1%
Emergency Contraception (Pic Source: kaahe.org) |
Hamil atau diduga hamil merupakan
kontra indikasi dari penggunaan kondar mekanik ini. Selain itu Infeksi Menular
Seksual (IMS) juga merupakan indikasi kontra selain dugaan kehamilan atau
kehamilan.
Yang kedua yaitu metode pil
kontrasepsi dengan menggunakan pil berisi levonorgestrel. WHO telah membuktikan
bahwa regimen ini 52-94% terbukti dapat mencegah kehamilan. Paling sedikit ada
5 cara pemberian Kondar oral (pil) yang telah diteliti secara luas. Sekalipun
pemberian pervaginal masih dalam tahap penelitian, namun kepustakaan yang telah
dipublikasikan masih terbatas pada pemberian per oral.
Lima cara tersebut adalah : Pil
KB Kombinasi (mis: Microgynon), Pil Progestin (mis : Postinor-2), Pil Estrogen
(mis: Premarin), Mifepristone (mis : RU-486), Danazol (misal: Danocrine).
Pil-pil tersebut bekerja dengan
cara:
- Merubah endometrium sehingga tidak memungkinkan implantasi hasil pembuahan.
- Mencegah ovulasi/ menunda ovulasi.
- Mengganggu pergerakan saluran telur (tuba fallopi)
Cara pemberian :
- Pil kombinasi : 2x4 tablet dalam waktu 3 hari pasca senggama, (dosis pertama 1x4 tablet diulang 1x4 tablet 12 jam kemudian setelah dosis pertama).
- Pil Progestin : 2x1 tablet dalam waktu 3 hari pasca senggama, (dosis pertama 1 tablet, diulang 1 tablet kedua 12 jam sesudah tablet pertama)
- Pil Estrogen : 2x10 mg dalam waktu 3 hari pasca senggama selama 5 hari.
- Mifepristone : 1x600 mg dalam waktu 3 hari pasca senggama.
- Pil Danazol : 2x4 tablet dalam waktu 3 hari pasca senggama, (dosis pertama 1x4 tablet diulang 1x4 tablet 12 jam kemudian setelah dosis pertama)
Berbagai pil ini bisa didapatkan
di bidan praktek, pelayanan KB, RS Bersalin, Rumah Sakit, dan Apotik. Efek
samping yang mungkin muncul akibat penggunaannya antara lain: mual, muntah,
perdarahan bercak, dan nyeri payudara.
Perlu diketahui bahwa pil
berbasis levonorgestrel ini sangat aman dan tidak menyebabkan aborsi atau
mengganggu kesuburan dalam jangka panjang. Efek samping yang disampaikan di
atas biasanya ringan dan cukup bervariasi antara seorang dengan yang lain.
Pil
ini tidak untuk diberikan pada perempuan yang sudah hamil. Namun, jika
kebetulan tak sengaja diberikan pada perempuan yang sedang hamil maka pil ini
tidak akan membahayakan si ibu maupun si janin. Karena sifatnya yang darurat,
maka pil kondar ini tidak untuk digunakan sebagai pengganti kontrasepsi jangka
panjang. Jika dipergunakan secara teratur dikhawatirkan akan terjadi gangguan
pada siklus menstruasi.
Penting juga untuk diketahui
bahwa penggunaan kontrasepsi darurat seperti pil ini tidak untuk mencegah
penularan HIV. Untuk mencegah penularan HIV gunakan kondom dengan benar dan
konsisten!
Bacaan:
Kontrasepsi Darurat (Kondar), Tahir, Andi Mardiah, dr. Dr.
SpOG, Divisi FER, Bag. Obgin, FK Unhas.
No comments:
Post a Comment