Thursday, July 26, 2012

Obstacles to ‘test and treat’


It involved 2443 patients recruited at HIV clinics and community organisations.
Reasons people gave for not testing included a fear of ostracism and stigma, as well as concerns about antiretroviral therapy. These included worries about side-effects and the difficulties of adherence.
There were a number of other reasons why people didn’t want to take antiretroviral therapy.
These included:
  • The fact that they were feeling well.
  • Trust in religious beliefs.
  • Use of traditional therapies.
  • Distrust of the efficacy of HIV therapy.
  • Lack of support.
  • Financial concerns.
  • Limited access to HIV care.

2 comments:

Unknown said...

Maaf mas, koreksi dikit. Keterangan gambar yang menyatakan anak jalanan Papua sangatlah tidak tepat. Gambar ini saya ambil sewaktu menjadi relawan di Kampung Ansudu II (Srem) Distrik Pantai Timur Kabupaten Sarmi. Anak-anak tersebut bukanlah anak jalanan seperti yang dinyatakan dalam keterangan gambar. Dalam gambar tersebut anak-anak ini sedang saya jemput dari rumah ke rumah menuju balai kampung untuk mengikuti kegiatan belajar. Mohon koreksinya mas, apalagi disebutkan disitu ada nama saya. Saya sama sekali tidak pernah menyatakan mereka sebagai anak jalanan seperti yang dicantumkan dalam keterangan gambar. Terima kasih mas, mohon koreksinya. Tuhan berkati.

Willy Sitompul said...

Terimakasih Bung Nelson untuk koreksinya. Memang waktu itu saya mencoba mencari pics anak jalanan dengan mencantumkan sumber pics nya. Kebetulan itu yang saya dapat. Saya sudah melakukan koreksi dengan menghapus gambar tersebut. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya Bung.

Tuhan memberkati.